Laporan
Praktikum Kimia
Pembuatan
Sabun Batangan
Disusun
Oleh :
Dea Prinastithi Dewi
Ghina Zulfatunnisa
M. Fajrian Nur Idrus
M. Aqil Maulana
Tristania Kusumawardhani
Zhangswe Ariandina Putri
XI MIPA 4
SMAN 10 Samarinda
Tahun Ajaran 2014/2015
I.
Dasar Teori :
Sabun adalah garam alkali dari asam-asam
lemak yang merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat
pembersih dan pencuci. Kandungan zat-zat sabun juga bervariasi sesuai dengan
sifat dan jenis sabun. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu
hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basah. Pembuat
kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH dan KOH. Asam lemak yang
berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang dinamakan sabun.
Sabun berdasarkan jenis dan fungsi yaitu
transparant soap, castile soap, deodorant soap, acnes soap, cosmetic soap,
superfatted soap, oatmeal soap, natural soap. Sedangkan sabun berdasarkan
wujudnya ada dua yaitu sabun cair dan sabun padat.
II.
Tujuan :
·
Mengetahui peranan koloid dalam proses
pembuatan sabun batangan.
·
Mengetahui bahan dasar dalam proses
pembuatan sabun.
III.
Alat dan Bahan :
a.
Alat :
·
Blender
·
Cetakan
·
Gelas kimia 250 mL, 1000 mL
·
Masker dan Sarung Tangan
b. Bahan
:
·
250 gr Minyak Sawit
·
140 gr Minyak Kelapa
·
100 gr Minyak Zaitun
·
75,5 gr NaOH – Natrium Hidroksida + 210
gr Air Suling
·
10 cc Pewangi ( Fragrance )
·
Pewarna Makanan ( Merah jambu )
IV.
Cara Pembuatan :
1. Timbang
air dan NaOH sesuai dengan resep.
2. Larutkan
NaOH dengan air suling ( jangan menggunakan wadah alumunium, gunakan stainless
steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen ). Tuangkan NaOH ke dalam air
sedikit demi sedikit, aduk hingga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan
berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk
didinginkan sampai suhu ruangan. Maka, akan didapatkan larutan yang jernih.
3. Timbang
minyak ( zaitun, sawit, kelapa ) sesuai dengan resep.
4. Tuangkan
minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.
5. Tuang
larutan NaOH ke dalam campuran minyak dengan hati-hati sedikit demi sedikit.
6. Pasang
cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan
proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau
badan anda.
7. Hentikan
blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. Trace adalah kondisi
dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan.
Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan
sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi akan membekas itulah mengapa
dinamakan “trace”.
8. Pada
saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau adiktif. Aduk
beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.
9. Tuang
hasil sabun ini ke dalam cetakan, tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan
sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari.
10. Kemudian
keluarkan dari cetakan, simpan sekurang-kurangnya tiga minggu sebelum dipakai.
V.
Kesimpulan :
Dari praktikum yang sudah dilakukan
dihasilkan sabun dengan sifat yang keras dan pH sabun 7. Sabun dapat larut
dalam air dan sabun tersebut bersifat basa.
NAOH campur air nanti jadi langsung panas???
BalasHapusreaksi endoterm
Hapus