Langsung ke konten utama

Artikel Hari Pangan Sedunia


“HARI PANGAN SEDUNIA : Petani Pejuang Pangan dan Gizi Bangsaku”

“Artikel Lomba Hari Pangan Sedunia 2015 diselenggarakan PERGIZI PANGAN Indonesia”

Tanah airku Indonesia  merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Sebagai bangsa yang dikaruniai anugerah oleh Tuhan berupa alam yang subur dengan segala isinya yang tak dapat dihitung terkadang mampu menimbulkan kesenjangan bagi negara lain karena tombak, kayu, dan batu akan menjadi tanaman bila tumbuh di tanah Indonesia. Pantaslah saja sejak zaman dahulu banyak orang asing yang ingin menguasai Indonesia bahkan sampai menjajah bangsa ini. Mengingat betapa berharganya komoditi tanaman yang dimiliki negeri candi ini, seperti cengkeh, lada, pala, dan kopi yang diekspor ke negara-negara eropa.

Negeri kita adalah negeri agraris yakni bangsa yang bersifat pertanian. Keagrarisan yang dimiliki oleh Indonesia memberikan pengaruh besar pada keberlangsungan hidup rakyatnya. Zaman boleh berubah, mengikuti arus globalisasi yang sudah tidak ada batas portalnya lagi. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun saling menyeimbangkan satu sama lain untuk menemukan inovasi-inovasi baru. Namun apakah dari semua kemajuan yang ada lantas membuat kita lupa akan peran pertanian yang selama ini membangun bangsa Indonesia ? Mengabaikan mereka-mereka yang sebenarnya berjasa besar tanpa pengimbalan yang nyata dari bangsa ini ?

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa pahlawannya. Ketahuilah bahwa mereka-mereka yang berjuang untuk menyongsong bangsa ini menjadi negeri agraris juga sebenarnya patut disebut pahlawan tak kasat mata. Petani Indonesia membanting tulang  membajak sawah dan rela tubuhnya terpanggang oleh panas matahari untuk melangsungkan hidup manusia lain, sedang mereka tidak pernah kita tengok sekalipun.

Indonesia memang negara yang sangat kaya, namun sayangnya malah ditengah pesatnya perkembangan arus bangsa kita menjadi negara yang suka mengimpor bahan-bahan dari negara lain. Dahulu Indonesia begitu makmur akan berasnya tapi lihatlah sekarang kita sudah bukan lagi negara lumbung padi. Kita bagaikan tikus yang mati di lumbung padi. Mengapa impor masih saja terjadi ?

Mengingat Indonesia telah memberlakukan MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) banyak yang menaruh harapan agar nasib petani yang kebanyakan tidak sejahtera dan negeri kita yang agraris ini tapi hobi mengimpor bisa segera berakhir. Tren impor Indonesia dari tahun ke tahun bukannya malah turun melainkan semakin meningkat. Jagung misalnya di tahun 2010 kita mengimpor sebnayak 600 ribu ton akan tetapi di tahun selanjutnya menjadi 2 juta ton. Tidak pernahkah kita berfikir bahwa ini merupakan permasalahan serius bagi kelanjutan generasi di negeri kita ?

Saat ini mungkin banyak generasi muda yang udik apabila mengambil jurusan pertanian. Padahal peluangnya di masa mendatang sangatlah baik. Kita bisa membuat inovasi pertanian yang bahkan orang menganggapnya mustahil. Bahkan kita bukan hanya bekerja di ladang saja, melainkan menjadi petani berdasi. Mengingat negeri ini semakin krisis lahan yang juga semakin didukung tingkat impor beras yang tinggi. Masihkan bisa dijuluki sebagai negara agraris ? Masihkah tubuh kita ini mendapatkan suplai gizi yang cukup ? Sungguh ironis kawan, apa yang sedang melanda bangsa ini. Banyak sektor pertanian ditinggalkan tapi penuh dengan tuntutan ini dan itu. Sedangkan, fokus pemerintah lebih kepada hasil tambang. Indonesia tentunya berbeda dengan negara barat yang makanan pokoknya adalah roti. Kebutuhan pangan yang tinggi tidak berbanding lurus dengan usaha memajukan pertanian. Bagaimana jika nasi yang berasal dari beras ini sudah tidak dapat ditemukan lagi kemurniannya di Indonesia ?

Tidakkah kita melihat saking krisisnya beras banyak masyarakat yang menjadi kriminal seperti memproduksi beras plastik. Belum lagi masyarakat kalangan bawah yang tidak bisa membeli beras layak konsumsi alhasil mereka mengonsumsi raskin ( beras miskin ). Sungguh menyedihkan kondisi yang dialami bangsa ini, lantas siapa yang patut dipersalahkan ? Bagaimana dengan keadaan pangan dan gizi anak cucu kita nantinya ?

Sejenak kita tengok pada mindset kita akan pertanian itu sendiri, impor yang selama ini terjadi karena kurangnya pemberdayaan kemajuan pertanian yang sebenarnya bisa menjadi inovasi produksi pangan bagi Indonesia.  Harga komiditi pangan impor pun hampir selalu lebih rendah daripada komoditi pangan yang di produksi dalam negeri. Bisa dibayangkan jika biaya impor komoditi pangan yang mencapai 45 triliun lebih bisa dinikmati oleh petani kita, tentu mereka yang sebagian besar hidupnya tidak sejahtera bisa terangkat eknominya.

Dengan kebijakan seperti itu, generasi muda pun yang sebenarnya berminat ke pertanian akan memiliki masa depan yang cerah, karena mereka bisa membuat inovasi bahan pangan mentah demi kecukupan gizi bangsa kita. Memandang saat ini banyak sekali makanan siap saji yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan. Generasi muda yang tertarik akan pertanian mnjadi tidak minder dan lebih percaya diri untuk mejadi petani-petani berdasi yang memiliki bibit, bebet, dan bobot dengan kualitas tinggi.

Disisi lain diharapkan inovasi pangan juga akan semakin maju, seperti dedak yang selama ini menjadi makanan ayam bisa dijadikan bahan pangan layak konsumsi bergizi tinggi yakni botok dedak.  Padahal dedak merupakan hasil ikutan padi, jumlahnya sekitar 10% dari jumlah padi yang digiling menjadi beras. Namun, bisa menjadi alternatif pangan untuk masyarakat Indonesia dengan proses pengolahan yang juga harus memperhatikan mutu kesehatan.

Sudah selayaknya petani bangsa kita maju dan berteknologi canggih karena mereka adalah petani pejuang dan gizi bangsaku.Negara agraris bukan hanya menjadi julukan tanpa tindakan yang nyata dari kita, jangan biarkan menjadi cerita saja dan semua ini tentunya tidak lepas dari peranan petanitulang punggung dan gizi bangsa kita mereka pada dasarnya adalah penggerak. Tanpa adanya petani apalah arti bangsa ini, karena petani hidup dan mati bangsa. Sebagai generasi muda yang melek akan permasalahan ini, mari kita antusiaskan dan berapatisipasi untuk menjayakan keagrarisan Indonesia dan senantiasa kita gerakkan pangan yang bergizi dan bemutu baik sebagai salah satu wujud hari pangan sedunia sehingga ada gebrakan nyata bahwa petani Indonesia adalah bagian paling penting yang tak boleh diabaikan.

Hal ini sekaligus merupakan penerapan dari MEA yang sedang gencar-gencarnya di Asean ini. Mensejahterakan kehidupan petani berarti mensejahterakan kehidupan masyarakat banyak. Seorang petani untuk 1 juta orang bayangkan saja dengan 1000 petani, banyak pula tentunya kehidupan masyarakat yang akan sejahtera di masa ini dan akan datang. Hargai apa yang sudah petani berikan pada kita, berikan kemerdekaan yang nyata dengan menghargai apa yang dihasilkan petani juga merupakan salah satu bentuk wujud cinta kita kepada Indonesia. Bangkitkan nama Indonesia sebagai bangsa yang 100% agraris tanpa intimidasi dan intervensi dari pihak manapun. Jayalah petani pejuang bangsa Indonesia !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jawaban Soal Wakaf dari Buku PAI..

1. Arti wakaf secara bahasa adalah.. a. Menjaga d. Do‟a b. Bersih / suci e. sedekah c. Menahan 2. “Menahan suatu benda dan membebaskan / mengalirkan manfaatnya” kalimat tersebut adalah pengertian wakaf secara. … . a. Bahasa b. Ulama c. Qiyas d. Ijma‟ ulama e. Syar‟i 3. Wakaf disebut sedekah jariah karena... a. Pahalanya paling besar b. Ada manfaatyna bagi orang lain c. Pahala wakaf itu akan mengalir terus ke orang yang berwakaf d. Wakif akan disenangi masyarakat e. Hikmah wakaf dapat menghilangkan kesenjangan social 4. Berikt ini termasuk rukum wakaf, kecuali.. a. Orang yang mewakafkan b. Orang yang menerima wakaf c. Wali d. Barang yang diwafkan e. Sigat / ikrar wakaf 5. Berikut ini Syarat wakaf   kecuali... a. Harta wakaf harus diserahkan selama lamaya b. Harta wakaf tidak boleh ditarik kembali oleh ahli warisya c. Harta wakaf boleh digunaan utuk kepentingan yag lain dari tujuan orang yang memberi wakaf asalkan untuk kep

Laporan Praktikum Pembuatan Sabun Batangan

Laporan Praktikum Kimia Pembuatan Sabun Batangan Disusun Oleh : Dea Prinastithi Dewi Ghina Zulfatunnisa M. Fajrian Nur Idrus M. Aqil Maulana Tristania Kusumawardhani Zhangswe Ariandina Putri XI MIPA 4 SMAN 10 Samarinda Tahun Ajaran 2014/2015 I.                    Dasar Teori : Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak yang merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci. Kandungan zat-zat sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basah. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH dan KOH. Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang dinamakan sabun. Sabun berdasarkan jenis dan fungsi yaitu transparant soap, castile soap, deodorant soap, acnes soap, cosmetic soap, superfatted soap, oatmeal soap,

Kimia (MONOGLISERIDA) Aciyeee :D

MONOGLISERIDA Monogliserida merupakan istilah untuk gliserida dimana satu molekul gliserol telah membentuk satu ikatan ester dengan satu molekul asid lemak . Istilah rasmi digunakan dalam kelaziman moden untuk monogliserida adalah monoasilgliserol .   Monoasilgliserol ini boleh membentuk sama ada 1-monoasilgliserol atau 2-monoasilgliserol, bergantung kepada kedudukan ikatan ester dalam moieti gliserol ini. Monoasilgliserol boleh dihasilkan dengan pelbagai cara dengan menggunakan proses kimia perindustrian atau secara biologi. Secara biokimianya, ia biasanya terbentuk sama ada melalui hidrolisis ber enzim asid lemak daripada diasilgliserol melalui tindak balas diasilgliserol lipase atau sebagai perantaraan dalam pengasilan gliserol untuk membentuk lemak.   Monoasilgliserol (monogliserida) dikenal luas sebagai emulsifier pada industri pangan, farmasi, dan kosmetik. Monogliserida dapat diproduksi dari minyak salah satunya minyak sawit . Emulsifier hampir seluruhnya me