Memajukan Ekonomi Dinamis Melalui Pariwisata
Strategis
Indonesia
adalah negara yang kaya akan budaya di zamrud khatulistiwa. Membuat setiap
insan terkagum-kagum akan hadirnya keindahan sebuah mahakarya Tuhan Yang Maha
Esa. Setiap relief dari itu semua telah dipersembahkan untuk bangsa yang besar
ini agar kita menyadari bahwa di balik keindahan yang ada menyimpan manfaat
untuk kita semua. Dari Sabang sampai Merauke, banyak sekali potensi-potensi
yang dimiliki oleh negeri seribu candi tersebut. Apalagi di daerah-daerah pelosok yang memang belum
sama sekali terjamah oleh tangan-tangan manusia. Di zaman globalisasi saat ini,
semuanya bisa kita akses dengan mudah, tanpa harus melalui proses panjang yang berbelit-belit.
Sama halnya dengan negara Indonesia yang tentunya ingin merombak nama dari
sebuah negara berkembang menjadi sebuah bangsa yang maju, merata, dan tertata.
Dalam
menghadapi persaingan global negara-negara di dunia tentu memiliki keunggulan
masing-masing. Seperti Singapura yang terkenal akan pengobatan dan pelayanan
jasanya, Brunnei Darussalam sebagai negara yang memiliki kilang minyak terbesar
di dunia, apalagi Negara gajah putih yang mempunyai penghasilan beras terbesar
di Asia. Sektor-sektor seperti itulah yang mendorong perekonomian dari sebuah negara
untuk menambah devisa yang nantinya bisa memakmurkan kesejahteraan untuk
rakyat. Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Apa kita mampu memberikan sesuatu
yang unggul ? Mungkinkah kita menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki banyak
manfaat ?
Sebagai
sebuah Negara yang dikaruniai beraneka ragam budaya, dengan luas daratan dan
lautan yang tiada bandingnya. Tidak menjadikan kita sebagai sebuah bangsa yang
sia-sia belaka. Dari kekayaan tersebut, ada satu hal yang bisa membuat bangsa
ini lebih dikenal, dihargai, dan juga dikenang. Bagaimana cara kita untuk
mewujudkan semua impian itu ? Kunci yang harus kita rombak adalah pola pikir
kita, untuk membaca peluang di masa mendatang. Saat ini mungkin bangsa
Indonesia masih bisa menjual sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Kita melihat salah satunya PT. Freeport Indonesia yang ada di Papua, 99%
hasilnya diambil oleh Negara asing, dan Indonesia hanya mendapat 1% saja dari
kekayaan di tanah airnya sendiri. Kondisi ini sangat miris dan ironis,
mengingat Indonesia adalah tanah emas, tapi nyatanya neraka bagi penduduknya.
Devisa
dari sebuah negara memang tidak hanya berasal dari penjualan hasil alamnya
saja. Melainkan salah satunya dari pinjaman luar negeri yang di pinjam oleh
bangsa ini. Kita tidak mungkin terus-menerus menjadi parasit dengan cara
meminjam. Berapa banyak lagi hutang-hutang Negara yang harus dibayar oleh anak
cucu kita nantinya ?, jika mengulas mampu atau tidaknya. Tentu dengan singsikan
lengan kita sudah pasti mampu.
Indonesia
saat ini sedang mempersiapkan Asean Economy Community (AEC) yang bekerja dengan
negara-negara Asia Tenggara. Dari gerakan itu, negara kita memiliki sektor yang
bisa di pamerkan kepada dunia, yakni bidang pariwisata, yang selama ini masih
belum atau sedang berjalan untuk sebesar-besarnya di gunakan bagi kemakmuran
rakyat juga kesejahteraan bangsa Indonesia. Jika kita melihat dari sisi minat,
tak ayal jika harus di pertanyakan kembali, karena Indonesia beribu-ribu
pulaunya, yang menyongsong keunikan sendiri.
Hal
ini pun juga salah satu indikator dari Visi Indonesia Masa Depan. Hukum yang
berlaku di Negara demokrasi itupun juga menimbang dalam Undang Undang Republik Indonesia No
10 Tahun 2009 bahwa keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal
pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sektor Pariwisata juga
membangkitkan pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana
terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan
perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat,
kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
Kebanyakan dari kita selama ini
berwisata ke daerah wisata alam negeri. Padahal dibalik semua itu ada potensi
pariwisata lain yang mampu memajukan perekonomian dan mengembangkan serta mengenalkan
kebudayaan nasional sekaligus dalam wujud rasa cinta tanah air yang dapat
mengayomi masyarakat. Salah satunya kita bisa melihat potensi wisata yang ada
di pulau Kalimantan Timur lebih tepatnya berada di kota Balikpapan yang
merupakan pintu gerbang dari provinsi burung enggang tersebut. Sebut saja Pasar
Kebun sayur atau pasar Inpres, pasar ini merupakan pasar tradisional yang
menjajakan barang dan makanan khas Kalimantan Timur seperti kerajinan manik-manik
khas Kaltim , batik Ampik Kalimantan , sarung Samarinda, kerjaninan Rotan, batu
akik, Mandau dan barang-barang khas suku dayak lainnya. Makanan yang dijajakan
pun juga beragam seperti pepes patin, amplang, kue lidah kucing, gabin dan
lain-lain. Keberagaman benda khas Kalimantan dengan harga terjangkau yang
dijajakan di pasar ini menarik minat tersendiri bagi para turis yang datang ke
kota minyak. Menarik bukan jika sebuah pasar tradisional dapat dijadikan objek
wisata belanja ?
Pasar Inpres ini letaknya di Jalan
Raya Letjend. Soeprapto, dekat daerah Kampung Baru , Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kawasan ini letaknya strategis karena mudah dikunjungi masyarakat baik
menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Dalam beberapa waktu
belakangan ini pasar inpres sendiri sedang dalam tahap renovasi oleh pemerintah
setempat dalam rangka pengembangan pariwisata kota Balikpapan. Pasar Kebun
Sayur ini dapat dikembangkan menjadi salah satu objek wisata yang menjanjikan.
Dengan mengadakan kerjasama antar pemerintah dan pihak swasta pengembangan
pasar kebun sayur menjadi salah satu objek wisata belanja Kaltim yang diharapkan
dapat semakin baik.
Dalam mengembangkan sektor kepariwisataan harus direncanakan
secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi
masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kebudayaan. Pengembangan
pariwisata juga harus disertai integrasi yang tepat sasaran dengan program pembangunan ekonomi, fisik dan sosial
dari suatu daerah .Disamping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan
kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan
pengembangan pariwisata. Pemerintah juga wajib andil dalam mengembangkan
pariwisata dengan menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas,
kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak wisata. Tidak dapat
dipungkiri bahwa hampir seluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata
yang menakjubkan. Begitu juga dengan potensi yang dimiliki oleh Pasar Kebun Sayur.
Oleh sebab itu kita sebagai generasi muda harus mampu membaca
peluang dan inovasi yang ada untuk membantu kemanjuan ekonomi bangsa Indonesia.
Dengan menyadari adanya kearifan lokal dan nilai estetika kebudayaan kita patut
bangga bahwa hal itu mempunyai efek jangka panjang yang dapat membangkitkan
Indonesia dalam sektor perekonomian kepariwisataan. Dengan memanfaatkan apa
yang sudah menjadi warisan leluhur nenek moyang kita dapat membuka peluang
perekonomian yang menjanjikan. Juga kesadaran individu itu sendiri akan menghargai dan mencintai
potensi tanah airnya.
Untuk apa kita mengumpulkan uang, lalu menghamburkannya di
negeri orang ? Sedangkan negeri sendiri dilupakan. Daripada membangga-banggakan
luar negeri, dalam negeri pun punya sejuta pesona yang belum kita sadari.
Menghargai wisata pertiwi, sama saja membangkitkan semarak gema tanah air.
Jangan pernah menawar harga atas warisan budaya Indonesia karena itulah jati
diri kita yang sebenarnya, bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar